Monday, 8 February 2016

Dibalik Rasa yang gurih (Singkong jadi Obat Kanker)





Bukan hal yang baru bagi kita, singkong yang identik dengan kerupuk singkong sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat, terutama masyarakat pedesaan. Olahan dari bahan baku singkong ini beranekaragam, seperti halnya dijadikan tepung tapioka, bahan pakan ternak, kerupuk, bahan baku bio etanol, dan bahkan dijadikan konsumsi pokok untuk pangan, khususnya daerah pedesaan.

Ternyata dibalik itu semua, singkong menyimpan kaya manfaat bagi kesehatan kita semua, seorang peneliti medis dari Srilangka, Dr. Cynthia Jayasuriya, dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa “singkong bisa menjadi obat yang paling mujarab untuk membunuh sel-sel pemicu penyakit kanker”.


Dr. Cynthia Jayasuriya yang merupakan peneliti medis dari Srilangka juga memaparkan, penemuanya tersebut berdasarkan pengalaman pribadinya saat dia tengah mengalami penyakit kanker.

Berangkat dari penyakitnya itu, ia yang secara rutin mengkonsumsi singkong 10 gram tiga kali sehati secara rutin selama 1 bulan lamanya, lalu ia melakukan pemeriksaan terhadap kandung kemih kepada dokter yang menangani penyakitnya, ternyata sang dokter terkejut karena kandung kemihnya benar-benar bersih dan nomal.

Selama mengkonsumsi singkong, Dr. Cynthia Jayasuriya kondisi tubuhnya merasa sangat fit dan banyak orang-orang disekitarnya menilainya sehat. Dalam waktu itu, setelah beberapa bulan dikonsumsi secara rutin ia pun melakukan periksa ke dokter yang menanganinya rutin setiap tiga bulan sekali, hasilnya tetap bersih.

Setelah merasakan efek positif mengkonsumsi singkong secara rutin, ia tidak menjalani pengobatan lainnya dan tidak mengkonsumsi obat-obatan. Kejadian ini menjelaskan cara kerja singkong mampu secara perlahan membunuh sel-sel ganas yang bisa menggerogoti tubuh manusia.

Singkong dengan nama ilmiahnya “Amygdaline”, mengandung vitamin B17. Pada saat vitamin B17 digabungkan dengan enzyme sel normal, B17 akan terurai menjadi tiga jenis gula. Sedangkan sel-sel kanker yang belum matang dan mempunyai enzym yang berbeda dengan enzym normal. Tetapi ketika tergabung dengan enzyme sel kanker, B17 akan terurai menjadi : 1 gula, 1 benzaldehida, dan 1 asam hidrosianik. Dan Asam hidrosianik inilah yang membunuh sel kanker secara lokal.



Setelah kasus penyebuhan secara alami oleh Dr. Cynthia Jayasuriya  tersebar luas pada tahun 2010, ia mendapat informasi pasien-pasien lain yang mengkonsumsi singkong.


Setelah kita mendengar studi kasus penyembuhan secara alami oleh Dr. Cynthia Jayasuriya, Berikut tips-tips penting yang bisa memandu kita untuk bagaimana cara sehat memasak dan mengonsumsi singkong yang baik dan benar, tips-tipsnya sebagai barikut :

1.      Pilihlah singkong yang masih segar, lebih diutamakan dengan ukuran yang besar.
2.      Tidak dianjurkan memilih singkong yang terdapat noda biru, itu menunjukkan singkong tersebut kurang baik.
3.      Kulit singkong dikupas lalu direbus dan dianjurkan pada saat direbus tutup panci jangan ditutup selama memasak. Ini akan membantu dalam membuang kelebihan asan midrosianik dalam bentuk uap air yang keluar pada singkong direbus.
Dianjurkan, pada saat mengkonsumsi singkong Jangan mengkonsumsi makanan yang mengandung jahe/ginger atau olahan yang mengandung jahe/ginger, seperti biskuit jahe, ginger beer, ginger paling sedikitnya 8 jam setelah mengkonsumi singkong.

0 komentar: