Sunday, 21 February 2016

Pengaruh Sexs Untuk Para Atlet - Benarkah akan menunjang sebuah prestasi ??


APakah anda seorang atlet ?

SEMUA atlet dalam semua cabang olahraga apapun pasti menginginkan sebuah pencapaian prestasi yang gemilang. program latihan dan menu makan merupakan hal yang wajib di atur oleh seorang pelatih dan seorang atlet pun wajib mengikutinya, hal itu diharapkan demi pencapaian prestasi yang menjadi target utama.

Namun untuk mencapai prestasi tersebut seorang atlet melakukan hal-hal yang diluar program latihan seperti halnya melakukan hubungan sexs sebelum pertandingan, hal ini mungkin sudah bukan menjadi rahasia lagi dikalangan atlet tetapi apakah hal ini dibenarkan dalam ilmu kepelatihan.

Sedangkan sang atlet setelah melakukan hubungan sexs akan menimbukan sebuah semangat pada saat ada di dalam gelanggang pertandingan.

Dan merupakan hal yang umum juga bahwa seorang pelatih di banyak cabang olahraga melarang para pemainnya untuk berhubungan seks di malam sebelum pertandingan besar. Logika mereka: Anda harus mengawetkan energi dan meningkatkan agresi supaya bisa mengeluarkan kemampuan atletis yang lebih besar.

Juara dunia tinju juga masih memegang teguh tradisi lama bahwa mereka harus menghindari seks seminggu sebelum pertarungan, jika mereka ingin mencapai penampilan maksimal di atas ring. Begitu yang menjadi gambaran bagi seorang pelatih terhadap para atletnya.

Namun disisi lain bagi seseorang yang olah-ragawan (atlet) akan meningkatkan kebugaran yang baik, biasanya kelenturan tubuhnya juga baik.

Dan juga akan mendorong atau akan memunculkan sebuah hasrat untuk melakukan sexsual, adapun yang mempengaruh seseorang berhasrat untuk melakukan hubungan sexsual disebabkan karena :

Pengaruh Hormon
Kemauan atau dorongan seksual dipengaruhi oleh hormon testosteron. Dari banyak faktor yang dapat mempengaruhi kadar hormon tersebut di dalam darah, adalah latihan olahraga. Penelitian menunjukkan, bahwa 10 menit setelah melakukan latihan olahraga, kadar testosteron mulai naik.



Mengapa?
Karena otot tubuh yang cukup terlatih dapat lebih banyak menyimpan enerji dalam bentuk glikogen. Untuk ini diperlukan lebih banyak testosteron. Testosteron dapat pula membantu menaikkan metabolisme karbohidrat dalam otot.
Bila seseorang melakukan latihan olahraga secara teratur, maka kebugarannya menjadi lebih baik. Selain itu, peradaran darahnya menjadi lebih baik. Selain itu, peredaran darahnya menjadi lebih baik pula. Dan, makin baik peredaran darah, makin baik pula pengangkutan testosteronnya.

Jadi, dengan latihan olahraga yang teratur dan cukup takarannya, kadar testosteron dalam darah lebih tinggi. Sehingga, kemauan dan kemampuan seksualnya menjadi lebih baik.

Pengaruh Stres
Penelitian para pakar sexs selanjutnya menyebutkan, bila seseorang mulai aktif melakukan latihan olahraga, hilanglah keletihannya. Sebaliknya, mereka yang sama sekali tidak pernah berlatih olahraga, menjadi lebih malas dan enggan mengerjakan aktivitas fisik apapun. Jadi, orang yang aktif berolahragaaktivitas seksualnya akan ikut terdorong.



Pengaruh Diet
Dari penelitian yang lain juga disimpulkan, wanita yang melakukan diet ternyata kadar hormon yang mempengaruhi dorongan seksualnya akan menurun. Tetapi, orang yang melakukan olahraga secara teratur, meskipun melakukan diet, kadar hormon tersebut tidak menurun.




Hasil penelitian itu membuktikan pula, bahwa latihan olahraga yang teratur akan menghambat kerusakan hormon tertentu, yang memelihara dorongan seksual pada wanita.



Penggunaan Enerji
Dari berbagai penelitian diketahui bahwa aktivitas seksual merupakan aktivitas fisik submaksimal saja. Jika kesegaran jasmaninya baik, tentulah kemauan dan kemampuan seksualnya baik pula. Sebab, aktivitas seksual bukan aktivitas maksimal.


Benarkah ini semua ?

Kesimpulannya yaitu pengaruh hubungan sexsual bagi kemampuan seorang atlet adalah dapat berpengaruh yang baik karena akan meningkatkan agresifitas dan melakukan aktivitas seks sebelum pertandingan tidak menimbulkan masalah apa-apa. Justru dengan melakukan hal ini sebelum pertandingan, kinerja seorang atlet dapat terbantu.

Saran yang dapat diberikan dari uraian di atas dengan berdasarkan pada kesimpulan yakni Namun hanya saja saja kita juga harus memperhatikan dari berbagai faktor yang bisa mempengaruhi seorang atlet untuk bisa tampil prima atau optimal misalnya dari faktor psikitis, dari sisi religi dan juga dari faktor gizi (gizi yang harus terisi bagi tubuh sebagai pengganti tenaga atau energi yang telah dikeluarkan setelah melakukan hubungan sexsual).

Meskipun dari hasil penelitian bahwa hubungan sexual tidak mempengaruhi kemampuan seorang atleti untuk tampil optimal namun seyogyanya kita harus dikembalikan kepada pribadi seorang atlet itu sendiri.

0 komentar: