Peregangan adalah salah satu bentuk persiapan awal dalam melakukan
aktivitas olahraga, termasuk olahraga beladiri. Pada perguruan beladiri moderen
biasanya dalam latihan sudah dimasukkan unsur ilmu kesehatan dan olahraga, di
antaranya teknik peregangan.
Teknik peregangan perlu dikuasai oleh para pelatih dan atlet karena manfaatnya sangat besar, namun tentu saja setiap cabang olahraga di samping memiliki teknik peregangan yang bersifat umum juga memiliki teknik peregangan yang lebih spesifik.
Pada kesempatan ini sebagai pendahuluan akan diuraikan beberapa manfaat melakukan pemanasan, peregangan, serta beberapa kondisi yang tidak dianjurkan untuk melakukan peregangan.
Teknik peregangan perlu dikuasai oleh para pelatih dan atlet karena manfaatnya sangat besar, namun tentu saja setiap cabang olahraga di samping memiliki teknik peregangan yang bersifat umum juga memiliki teknik peregangan yang lebih spesifik.
Pada kesempatan ini sebagai pendahuluan akan diuraikan beberapa manfaat melakukan pemanasan, peregangan, serta beberapa kondisi yang tidak dianjurkan untuk melakukan peregangan.
Sebelum
melakukan peregangan sebaiknya terlebih dahulu melakukan pemanasan (warm-up),
walaupun ada pendapat lain yang menyatakan bahwa pemanasan sebaiknya dilakukan
setelah melakukan peregangan.
Pemanasan merupakan salah satu bagian dasar dari program latihan permulaan yang terdiri dari sekelompok latihan yang dilakukan pada saat hendak melakukan aktivitas olahraga.
Pemanasan merupakan salah satu bagian dasar dari program latihan permulaan yang terdiri dari sekelompok latihan yang dilakukan pada saat hendak melakukan aktivitas olahraga.
Beberapa
manfaat melakukan pemanasan adalah sebagai berikut:
1.
Meningkatkan suhu tubuh beserta
jaringan-jaringannya.
2.
Menaikkan aliran darah melalui
otot-otot aktif.
3.
Meningkatkan detak jantung sehingga
dapat mempersiapkan bekerjanya sistem jantung dan pembuluh darah
(cardiovaskular).
4.
Menaikkan tingkat energi yang
dikeluarkan oleh metabolisme tubuh.
5.
Meningkatkan pertukaran (pengikatan)
oksigen dalam hemoglobin.
6.
Meningkatkan kecepatan perjalanan
sinyal saraf yang memerintah gerakan tubuh.
7. Meningkatkan efisiensi dalam proses
reciprocal innervation, sehingga memudahkan otot-otot berkontraksi dan rileks
secara lebih cepat dan efisien.
8.
Meningkatkan kapasitas kerja fisik
atlet.
9.
Mengurangi adanya ketegangan pada
otot.
10. Meningkatkan
kemampuan jaringan penghubung dalam gerakan memanjang atau meregang.
11. Terjadi
peningkatan kondisi tubuh atlet secara psikologis.
Semoga artikel ini memberikan manfaat kepada kita semua.
Semoga artikel ini memberikan manfaat kepada kita semua.
0 komentar:
Post a Comment