Perjalanan nasip seseorang memang tiada pernah tahu, entah akan berakhirindah atau malah begitu juga sebaliknya. hari ini kita dipuja, besok bisa jadi kita akan dicaci maki, begitu lah gambaran tentang nasip yang sedang dialami oleh seorang Markus Horison, mantan Kiper Tim Nasional, yang namanya sempat melambung karena aksinya dalam pentas sepak bola nasional maupun internasional.
Hingga saat ini, Markus Horison tidak memiliki klub, sementara klub terakhir yang ia bela, yaitu PSMS Medan belum melunasi tunggakan gajinya. Bahtera rumah tangga yang ia bangun dengan Kiki Amelia (artis nasional) pun berantakan. Hal ini disebabkan karena faktor ekonomi.
Inilah tragis mantan pemain sepak bola nasional. Untuk menyambung hidup, Markus pun berjualan bakso di Medan. Padahal usianya masih muda, dan belum tergolong usia pensiun dalam pentas sepak bola nasional.
Jika dilihat dari segi skill, Markus Horison masih memiliki kualitas bagus sebagai kiper. Meskipun dalam bola-bola bawah, Markus masih keteteran. Sedangkan bola-bola atas, Markus cukup unggul dan tidak perlu diragukan lagi. Namun, pertanyaannya kenapa Klub ISL maupun IPL tidak tertarik untuk memakai jasa pemain sepak bola yang satu ini?
Mungkin klub-klub ISL dan IPL memiliki stok kiper yang berlimpah. Atau klub-klub tersebut lebih memiliki kiper lain yang mungkin menurut pandangan mereka, kiper tersebut lebih baik dari Markus Horison. Hal itu hak setiap klub sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Kedepannya sangat diharapkan agar PSSI dapat membuat regulasi khusus untuk mantan pemain tim nasional maupun mantan pemain sepak bola agar tidak mengalami kesulitan ekonomi bilamana tidak lagi bermain bola. Ingatlah, mereka-mereka tetap mempunyai jasa dalam membangun sepak bola di Indonesia.
Hingga saat ini, Markus Horison tidak memiliki klub, sementara klub terakhir yang ia bela, yaitu PSMS Medan belum melunasi tunggakan gajinya. Bahtera rumah tangga yang ia bangun dengan Kiki Amelia (artis nasional) pun berantakan. Hal ini disebabkan karena faktor ekonomi.
Inilah tragis mantan pemain sepak bola nasional. Untuk menyambung hidup, Markus pun berjualan bakso di Medan. Padahal usianya masih muda, dan belum tergolong usia pensiun dalam pentas sepak bola nasional.
Jika dilihat dari segi skill, Markus Horison masih memiliki kualitas bagus sebagai kiper. Meskipun dalam bola-bola bawah, Markus masih keteteran. Sedangkan bola-bola atas, Markus cukup unggul dan tidak perlu diragukan lagi. Namun, pertanyaannya kenapa Klub ISL maupun IPL tidak tertarik untuk memakai jasa pemain sepak bola yang satu ini?
Mungkin klub-klub ISL dan IPL memiliki stok kiper yang berlimpah. Atau klub-klub tersebut lebih memiliki kiper lain yang mungkin menurut pandangan mereka, kiper tersebut lebih baik dari Markus Horison. Hal itu hak setiap klub sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Kedepannya sangat diharapkan agar PSSI dapat membuat regulasi khusus untuk mantan pemain tim nasional maupun mantan pemain sepak bola agar tidak mengalami kesulitan ekonomi bilamana tidak lagi bermain bola. Ingatlah, mereka-mereka tetap mempunyai jasa dalam membangun sepak bola di Indonesia.
semoga kita semua bisa mengambil pelajaran yang penuh hikmah dari semua kejadian ini,
Aamiinn. . . . . . . .
0 komentar:
Post a Comment