Friday 14 June 2013

Sejarah PASI di Indonesia

PASI ??
Pandangan kita pasti akan mengarah pada induk organisasi atletik di indonesia,
Uupzz benar, persatuan atletik seluruh indonesia.
 
Mungkin sudah tidak asing lagi bagi pecinta dunia atletik di indonesia, organisasi ini sudah banyak nama-nama atlet besar yang telah mengukir prestasi di dunia atletik.

klo kita sudah mengenal dunia atletik, lebih afdol lagi klo kita mengetanal dan tahu sejarah Pasi di indonesia.

Awal sejarah Atletik di Indonesia tercatat pada permulaan tahun 1930-an, ketika Pemerintah Hindia Belanda memasukkan Atletik sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah-sekolah.

Di kalangan masyarakat pada waktu itu cabang olahraga ini belum tersebar luas, karena hanya dikenal di lingkungan pendidikan saja. Walaupun demikian, masyarakat lambat laun mengenal sifat dan manfaat Atletik ini dan dari hari ke hari penggemarnya bertambah.

Oleh kalangan Belanda telah dibentuk sebuah organisasi, yang akan menangani penyelenggaraan pertandingan-pertandingan Atletik dengan nama Nederlands Indische Athletiek Unie (NIAU).

Di Medan pada tahun 1930-an juga telah berdiri sebuah Organisasi bernama Sumatera Athletiek Bond (SAB), yang menyelenggarakan perlombaan-perlombaan Atletik antar sekolah Mulo, HBS dan perguruan-perguruan swasta.

Perkembangan Atletik di Pulau Jawa ditandai dengan berdirinya organisasi-organisasi Atletik seperti ISSV Hellas dan IAC di Jakarta. Pada tanggal 3 september 1950 seraca resmi PASI (PERSATUAN ATLETIK SELURUH INDONESIA) yaitu induk organisasi atletik di kota Semarang yang sampai sekarang tetap menjadi induk organisasi atletik seluruh indonesia.


Sunday 9 June 2013

Permainan Penjaskes - Permainan Benteng-Bentengan



begitu banyak variasi permainan olahraga yang merangsang gerak dan merangsang aktifitas siswa dalam pembelajaran penjaskes, hal ini sangat bermanfaat dalam tumbuh kembang siswa dalam pelaksaan proses mengajar di sekolah. Salah satu permainan yang merangsang aktifitas gerak salah satunya yaitu permainan Benteng-Bentengan.
Permainan ini membagi 2 tim/kelompok dalam jumlah yang sama, yang bermain seraca aktif untuk bergerak. berikut penjelasan cara bermain dan peraturan bermain.

Cara bermain
Disaat dua pemain menangkap pemain yang menjadi ikan, jaring harus cepat menangkap ikan semakin banyak ikan ditangkap maka semakin banyak pula yang akan menjadi jaring, dan semakin gampang untuk menangkap ikan, disaat ikan terkena jaring maka ikan yang kena jaring harus menunggu ikan yang akan terkena jaring berikutnya, saat ada dua ikan yang terkena jaring maka ikan tersebut langsung berubah menjadi jaring ikut menjaring ikan yang masih belum tertangkap.


Peraturan bermain
Beberapa orang atau pemain dua akan yang menjadi jaring sisanya akan menjadi ikan yang akan ditangkap oleh dua pemain yang menjadi jaring. Semakin banyak pemain yang menjadi ikan maka semain susah untuk menangkap ikan, sebaliknya apabila pemain yang menjadi ikan sedikit maka pemain yang menjadi jaring akan mudah menangkap pemain yang menjadi ikan, semakin banyak yang ditangkap maka permainan akan lebih cepat selesai.



Saturday 8 June 2013

Tehnis Pelaksanan Baterai Tes Kondisi Fisik



Proses berlatih yang dilakukan secara teratur, terencana berulang-ulang dan semakin lama semakin bertambah bebannya, serta dimulai dari yang sederahana ke yang lebih kompleks (sistematis dan metodis) merupaka salah satu ciri dari sebuah latihan. Dalam proses latihan tersebut pada seorang atlet tentunya dalam pencapaian prestasi adanya sebuah beban latihan. sehingga diperlukannya beban latihan selama proses berlatih melatih agar hasil latihan dapat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas fisik, psikis, sikap, dan sosial olahragawan, sehingga puncak prestasi dapat dicapai dalam waktu yang singkat dan dapat bertahan relatif lebih lama.

Pencapaian prestasi tersebut pada setiap atlet di semua cabang olahraga tentu membutuhkan sebuah standar baku dalam pemeriksaan kondisi fisik atlet. Sampai saat ini Alat ukur yang masih banyak dipergunakan oleh para praktisi olahraga atau seorang pelatih adalah alat ukur dengan menggunakan baterai test. Baterai test biasanya terdiri dari beberapa tes fisik yang bertujuan untuk pengambilan data terhadap gambaran kondisi fisik atlet.

Yang memang harus kita kaji lebih dalam adalah, bahwa manusia akan selalu berhubungan dengan bahasa. Bahasa inilah yang kemudian sangat bertanggung jawab terhadap serangkaian jawaban yang pasti akan diperoleh dari setiap testee, pada saat mereka merespon setiap pertanyaan yang muncul dalam item demi item test yang diberikan. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui baterai tes dengan melakukan 4 (empat) butir tes secara berurutan.

Berikut ini adalah petunjuk tehknis dalam pelaksanaan tes untuk atlet usia 15 tahun ke bawah dan atlet usia 16 tahun:

1.    Tes Kecepatan
a)    Bentuk tes        : Lari 40 meter
b)    Tujuan        : mengetahui kecepatan atlet
c)    Alat ukur        : Stopwatch CASIO
d)    Fasilitas        : Lintasan sepanjang lebih dari 40 meter
e)    Norma Pengukuran Norma Tes Lari Kecepatan 40 meter

Putri    Status    Putra
< 5,4 det    Sangat baik    < 5,2 det
5,4 - 6,6 det    Baik    5,2 - 6,0 det
6,6 - 7,2 det    Cukup    6,0 - 6,4 det
7,2 - 9,0 det    Kurang    6,4 - 7,6 det
> 9,0 det    Kurang sekali    > 7,6 det

f)    Petunjuk tehknis:
a.    Membuat lintasan 40 meter dengan memberi tanda garis start dan garis finish.
b.    Pelaksanaan:
1)    Atlet berdiri pada posisi standing start tepat dibelakang garis start.
2)    Setelah ada aba-aba "Ya" siswa/siswi berlari secepat-cepatnya menuju garis finish.
3)    Catat waktu yang ditempuh pada jarak 40 meter.
4)    Dilakukan dua kali tes dengan istirahat tidak lebih dari tiga menit.
c.    Satuan pengukuran : Hasil dinyatakan dalam detik dan diukur sampai 0,1 (sepersepuluh detik).
d.    Hasil tes    : Hasil adalah waktu yang terbaik dari kedua tes.

2.    Tes Lemparan Depan (Shocken)
a.    Bentuk Tes      : Lemparan depan (shocken)
b.    Tujuan      : Untuk mengukur kemampuan koordinasi tungkai dan lengan
c.    Alat pengukur      : Meteran TAJIMA
d.    Fasilitas          : Peluru 3 Kg (Putri), dan 4 Kg (Putra)
e.    Satuan pengukuran    : Hasil diukur dalam meter.
f.    Hasil tes    : Hasil adalah lemparan yang terjauh dari kedua tes.
g.    Norma Pengukuran    Norma Tes Shocken Depan

Putri    Status    Putra
> 7,87 m    Sangat baik    > 9,08 m
7,87 – 6,42 m    Baik    9,08 – 7,48 m
6,42 – 5,68 m    Cukup    7,48 – 6,68 m
5,68 – 3,48 m    Kurang    6,68 – 4,27 m
< 3,48 m    Sangat kurang    < 4,27 m

h.    Tehknis Pelaksanaan    :
1)    Atlet berdiri dengan lutut ditekuk (90°), badan tegak menghadap bidang lemparan, peluru dipegang dengan dua tangan.
2)    Peluru dilontarkan kedepan atas dengan cara mengayunkan lengan, meluruskan tungkai dan pinggul Secara bersamaan.
3)    Hasilnya diukur dari jatuhnya peluru sampai tumpuan kaki disikap permulaan.
4)    Tes ini dilakukan dua kali

3.    Tes Standing Broard Jump
a.    Bentuk Tes                   : Lompat jauh tanpa awalan (Standing Broard Jump)
b.    Tujuan                          : Untuk mengukur kemampuan power tungkai
c.    Alat pengukur             : Meteran TAJIMA
d.    Fasilitas                       : Bak pasir
e.    Satuan pengukuran   : Hasil diukur dalam meter.
f.    Hasil tes                       : Hasil tes adalah lompatan yang terjauh dari dua tes.
g.    Norma Pengukuran Tes Standing Broard Jump

Putri    Status    Putra
> 2,10 m    Sangat baik    > 2,25 m
2,10 – 1,90 m    Baik    2,25 – 2,14 m
1,90 – 1,80 m    Cukup    2,14 – 2,03 m
1,80 – 1,51 m    Kurang    2,03 – 1,70 m
< 1,51 m    Sangat kurang    < 1,70 m

h.    Teknis Pe1aksanaan    :
1.    Atlet berdiri ditepi bak pasir/dibelakang garis.
2.    Melompat dengan menumpu pada kedua kaki kedepan sejauh jauhnya, dan mendarat di bak pasir.
3.    Hasilnya diukur dari tempat pendaratan yang terdekat dengan tumpuan ke tempat tumpuan.
4.    Tes ini dilakukan dua kali

4.    Tes Daya Tahan (800m)
a.    Bentuk tes        : Lari 800 meter
b.    Tujuan        : Untuk mengukur kemampuan daya tahan
c.    Alat pengukur    : Stopwatch CASIO
d.    Fasilitas        : Lintasan
e.    Satuan pengukuran: Menit dan detik (misalnya 3’ 40” berarti 3 menit 40 detik)
f.    Norma Pengukuran Norma Tes Daya Tahan
Putri    Status    Putra
< 2’ 35”    Sangat baik    < 2’ 30”
2’ 35” – 3’ 10”    Baik    2’ 30” – 2’ 35”
3’ 10” – 3’ 28”    Cukup    2’ 35” – 3’ 0”
3’ 28” – 4’ 33”    Kurang    3’ 0” – 3’ 44”
> 4’ 33”    Sangat kurang    > 3’ 44”

g.    Pelaksanaan    :
1.    Atlet berdiri pada posisi start berdiri tepat dibelakang garis start.
2.    Setelah ada aba-aba “Ya” siswa/ siswi berlari dengan jarak 800 meter menuju garis finis.
3.    Catat waktu yang ditempuh pada jarak 800 meter

Sedangkan item tes yang menggunakan kategori usia 16-19 tahun adalah terdiri dari 6 (enam) item tes yang juga dilaksanakan secara berurutan. Adapun baterei tesnya adalah:
1.    Tes Kecepatan
a.    Alat ukur    : Stopwatch CASIO
b.    Fasilitas    : Lintasan sepanjang lebih dari 60 meter Cara pengukuran
c.    Satuan pengukuran: Hasil dinyatakan dalam detik dan diukur sampai 0,1 (sepersepuluh detik)
d.    Hasil tes        : Hasil adalah waktu yang terbaik dari kedua tes
e.    Norma Pengukuran Norma tes kecepatan
Putri    Status    Putra
< 7,54 det    Sangat baik    < 6,44 det
7,54 – 8,13 det    Baik    6,44 – 7,31 det
8,13 – 8,43 det    Cukup    7,31 – 7,75 det
8,43 – 9,32 det    Kurang    7,75 – 9,06 det
> 9,32 det    Sangat kurang    > 9,06 det

f.    Pelaksanaan:
1)    Atlet berdiri pada posisi standing start tepat dibelakang garis start.
2)    Setelah ada aba-aba "Ya" siswa/ siswi berlari secepat-cepatnya menuju garis finish.
3)    Catat waktu yang ditempuh pada jarak 60 meter.
4)    Lakukan dua kali tes dengan istirahat tidak lebih dari tiga menit.

2.    Tes Lemparan Depan (Shocken)
a.    Bentuk Tes    : Lemparan depan (rhocken)
b.    Tujuan    : Untuk mengukur kemampuan koordinasi tungkai dan lengan
c.    Alat pengukur    : Meteran TAJIMA
d.    Fasilitas        : Peluru 3 Kg (Putri), dan 4 Kg (Putra)
e.    Satuan pengukuran: Hasil diukur dalam meter.
f.    Hasil tes                : Hasil adalah lemparan yang terjauh dari kedua tes
g.    Norma Pengukuran Norma Tes Shocken Depan
Putri    Status    Putra
> 11,19 m    Sangat baik    > 14,41 m
11, 19 – 9,44 m    Baik    1 1,91 – 14,41 m
9,44 – 8,56 m    Cukup    11,91 – 10,66 m
8,56 – 5,93 m    Kurang    10,66 – 6,91 m
< 5,93 m    Sangat kurang    < 6,91 m
h.    Pelaksanaan    :
1)    Atlet berdiri dengan lutut ditekuk (90°), badan tegak menghadap bidang lemparan, peluru dipegang dengan dua tangan.
2)    Peluru dilontarkan kedepan atas dengan cara mengayunkan lengan, meluruskan tungkai dan pinggul secara bersamaan.
3)    Hasilnya diukur dari jatuhnya peluru sampai tumpuan kaki disikap permulaan.
4)    Tes ini dilakukan dua kali

3.    Tes Lemparan Belakang (Shocken)
a.    Bentuk Tes    : Lemparan belakang (shock-en)
b.    Tujuan    : Untuk mengukur kemampuan koordinasi tungkai dan lengan
c.    Alat pengukur    : Meteran TAJIMA
d.    Fasilitas        : Peluru 3 Kg (Putri), dan 4 Kg (Putra)
e.    Satuan pengukuran : Hasil diukur dalam meter.
f.    Hasil tes               : Hasil adalah lemparan yang terjauh dari kedua tes
g.    Norma Pengukuran Norma Tes Shocken Belakang
Putri    Status    Putra
> 11,49 m    Sangat baik    > 14,32 m
10, 04 – 9,34 m    Baik    1 1,76 – 14,32 m
9,34 – 8,49 m    Cukup    11,76 – 10,49 m
8,49 – 5,94 m    Kurang    10,49 – 5,93 m
< 5,94 m    Sangat kurang    < 5,93 m

h.    Pelaksanaan    :
1)    Atlet berdiri dengan lutut ditekuk (90°), badan tegak menghadap bidang lemparan, peluru dipegang dengan dua tangan.
2)    Peluru dilontarkan ke belakang atas dengan cara mengayunkan lengan, meluruskan tungkai dan pinggul secara bersamaan.
3)    Hasilnya diukur dari jatuhnya peluru sampai tumpuan kaki disikap permulaan.
4)    Tes ini dilakukan dua kali

4.    Tes Standing Triple Jump (Kanan dan Kiri)
a.    Bentuk Tes    : Lompat 1 kaki kanan/kiri tanpa awalan (Standing Triple Jump)
b.    Tujuan    : Untuk mengukur kemampuan power tungkai
c.    Alat pengukur    : Meteran TAJIMA
d.    Fasilitas    : Lintasan
e.    Satuan pengukuran        : hasil diukur dalam meter
f.    Hasil tes        : hasil tes adalah lompatan yang terjauh dari dua tes.
g.    Norma Pengukuran Norma Tes standing triple jump putra
Kiri    Satuan    Kanan
>9,34m    Sangat baik    >9,40m
8,18 – 9,34m    Baik    8,23 – 9,40m
8,18 – 7,60m    Cukup    8,23 – 7,65m
7,60 – 5,87m    Kurang    7,65 – 5,90m
<5,87m    Sangat kurang    <5,90m
 
 Norma Pengukuran Tes standing triple jump putri
Kiri    Satuan    Kanan
>8,05m    Sangat baik    >8,09m
8,05 – 7,16m    Baik    8,09 – 7,18m
7,16 – 6,71m    Cukup    7,18 – 6,73m
6,71 – 5,37m    Kurang    6,73 – 5,36m
<5,37m    Sangat kurang    <5,36m

h.    Pelaksanaan    :
1.    Atlet berdiri di dibelakang garis
2.    Melompat dengan satu kaki kanan/kiri dengan 3x Lompatan
3.    Ukur dari tempat pendaratan yang terdekat dengan tumpuan ke tempat.
4.    Tes ini dilakukan dua kali

5.    Tes Daya Tahan (2400m)
a.    Bentuk tes        : lari 2400m
b.    Tujuan            : untuk mengukur kemampuan daya tahan
c.    Alat pengukur        : stopwatch CASIO
d.    Fasilitas        : lintasan
e.    Satuan pengukuran    : menit dan detik ( misalnya 9’ 10” berarti 9 menit 10 detik
f.    Norma Pengukuran Norma Tes Daya Tahan
Putri    Status    Putra
<9’ 10”    Sangat baik    <6’28”
9’ 10” – 10’ 42”    Baik    6’28” – 8’42”
10’42” – 11’ 31”    Cukup    8’42” – 9’49”
11’ 31” – 13’ 10”    Kurang    9’49” – 13’10”
>13’ 10”    Sangat kurang    >13’10”

g.    Pelaksanaan        :
1.    Atlet berdiri pada posisi start berdiri tepat dibelakang garis start
2.    Setelah ada aba-aba “Ya” siswa/ siswiberlari dengan jarak 2400 meter menuju garis finish.
3.    Catat waktu yang ditempuh pada jarak 2400 meter.

NORMA TES KONDISI FISIK, SILAHKAN BACA DISINI

Permainan Buaya Buta

Aktifitas bermain dalam orahraga merupakan sebuah rangkaian aktivitas sukarela yang dilakukan berdasarkan motivasi intrinsik yang secara normal berhubungan dengan kesenangan dan kenikmatan, yang didalamnya tidak ada unsur paksaan tetapi adanya sebuah kepuasan batin yang berupa kegembiraan.

Sekarang ini sudah beragam variasi permainan yang diciptakan oleh praktisi olahraga ataupun para pecinta olahraga, adapun tujuannya yaitu sama menciptakan suasana senang, riang, dan bugar secara biologis. Berikut ini ada salah satu permainan yang saya tulis, tentunya sudah tidak asing lagi 
dikalangan pecinta permainan olahraga yaitu PERMAINAN BUAYA BUTA.

Begitu banyak artikel yang menulis tentang tata aturan permainan kecil yang beragam, yang dikarenakan permainan kecil ini masih belum memiliki aturan yang baku, so aturan ini pasti akan beragam dari setiap daerah. dalam kesempatan kali ini saya ingin menulis tentang cara bermain permainan buaya buta dalam versi saya, semoga tulisan atau artikel ini bisa bermanfaat untuk kalian semua.


Adapun Tujuan bermain dalam permainan buaya buta tersebut sebagai berikut:
  1. Melatih kepekaan indra dan lingkungan
  2. Merangsang siswa untuk bisa aktif bergerak
  3. Membentuk jiwa pemimpin
  4. Membentuk jiwa sportifitas


Permainan BUAYA BUTA merupakan sebuah permainan yang merangsang insting seorang siswa untuk melatih peka terhadap lingkungan. Berikut ini cara bermain:

Cara bermain
  1. Membuat sebuah lingkungan yang besar dengan cara digaris.
  2. Dalam lingkaran terdapat 5 – 10 orang dan ada satu orang yang menjadi buaya yang ditutup matanya dengan kain sehingga tidak dapat melihat.
  3. Diluar lingkaran ada satu orang yang akan memandu biaya untuk mengejar mangsanya yang ada dalam lingkaran.
  4. Bagi mangsa yang kena sentuh oleh buaya maka mangsa tersebut berganti menjadi buaya dan buaya menjadi mangsa.

Aturan Permainan
  1. Pemain yang menjadi buaya (yang ditutup matanya) mengikuti intruksi/arahan dari yang dari luar, untuk bergerak maju mundur atau ke kanan kekiri.
  2. Pemain yang tidak menjadi buaya, dilarang keluar garis yang sudah ditentukan.
  3. Jika keluar maka pemain tersebut, menggantikan pemain yang menjadi buaya.
  4. Bermainlah secara sesportif


Beginilah cara bermain, aturan permainan, serta tujuan dari permainan buaya buta. Semoga bisa memberi manfaat yang bisa menumbuhkan daya kembang dalam membentuk sebuah karakter yang baik.

Tuesday 4 June 2013

NORMA TES KONDISI FISIK ATLETIK




Olahraga atletik merupakan olahraga yang mengerahkan kemampuan fisik yang tinggi dikarenakan gerakan-gerakannya sangat kompleks seperti lari dengan berbagai kecepatan sesuai dengan jarak nomor yang diperlombakan, berbagai nomor lompat vertikal dan horisontal, serta nomor lempar, sehingga menuntut kerja dari berbagai sistem yang terkait dengan fisik akan lebih berat.
Tes dan Pengukuran merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam berbagai kegiatan manusia, demikian pula halnya dalam kegiatan pengajaran dan pelatihan olahraga. Karena dengan melaksanakan ketiga hal tersebut kita dapat mengetahui perkembangan dan kekurangan, sehingga akhirnya dapat membuat suatu keputusan yang tepat. Pengajaran dan pelatihan olahraga merupakan sebuah proses yang dinamis, pengajar/pelatih dan Pembina menghadapi berbagai permasalahan yang membutuhkan pemecahan. Semakin teliti informasi yang diperoleh (melalui tes dan pengukuran) akan semakin baik keputusan yang diambil.
Untuk mengetahui kondisi fisik seorang atlet adalah dengan melalui tes. Tes juga merupakan alat evaluasi hasil latihan. Disamping itu tes juga sebagai alat untuk pemanduan bakat atlet atletik yang ke depannya diharapkan dapat berpotensi untuk berprestasi dalam nomor lomba yang sesuai. Adapun tesnya untuk 15 tahun ke bawah adalah:
(a)     tes kecepatan (sprint) 40 meter
(b)  tes shocken depan (overhead front throw)
(c)   tes lompat jauh tanpa awalan (standing broad jump)
(d)  (d) tes daya tahan (endurance) 800 meter
Sedangkan untuk usia 16-19 tahun adalah:
(a)   tes kecepatan (sprint) 60 meter
(b)  tes shock depan dan shock belakang
(c)   tes standing triple jump kanan dan kiri
(d)  tes daya tahan (endurance) 2400 meter (Lumintuarso, 2001)

Adapun norma tesnya sebagai berikut:
1.     Tes Kecepatan 40 meter
Norma Tes Lari Kecepatan 40 meter
Putri
Status
Putra
< 5,4 det
Sangat baik
< 5,2 det
5,4 - 6,6 det
Baik
5,2 -6,0 det
6,6 - 7,2 det
Cukup
6,0 - 6,4 det
7,2 - 9,0 det
Kurang
6,4 -7,6 det
> 9,0 det
Kurang sekali
> 7,6 det


2.     Tes Lemparan Depan (Shocken)
Norma pengukuran Tes Shocken Depan
Putri
Status
Putra
> 7,87 m
Sangatbaik
>9,08 m
7,87 6,42 m
Baik
9,08 – 7,48 m
6,42 5,68 m
Cukup
7,48 – 6,68 m
5,68 – 3,48 m
Kurang
6,68 – 4,27 m
< 3,48 m
Sangatkurang
< 4,27 m


3.    Tes Standing Broard Jump
Norma Tes Standing Broard Jump
Putri
Status
Putra
>2,10 m
Sangat baik
> 2,25 m
2,101,90 m
Baik
2,25 – 2,14 m
1,901,80 m
Cukup
2,14 – 2,03 m
1,80– 1,51 m
Kurang
2,03 – 1,70 m
< 1,51m
Sangat kurang
< 1,70 m


4.     Tes Daya Tahan (800m)
Norma pengukuran Tes DayaTahan
Putri
Status
Putra
<2’ 35”
Sangatbaik
<2’ 30”
2’ 35”–3’ 10”
Baik
2’ 30”–2’ 35
3’ 10”–3’ 28”
Cukup
2’ 35”–3’ 0”
3’ 28”– 4’ 33”
Kurang
3’ 0”– 3’ 44”
> 4’ 33”
Sangatkurang
> 3’ 44”


Sedangkan item tes yang menggunakan kategori usia 16-19 tahun adalah terdiri dari 6 (enam) item tes yang juga dilaksanakan secara berurutan. Adapun parameter tesnya adalah:
  1. Tes Kecepatan
Norma pengukuran tes kecepatan
Putri
Status
Putra
<7,54 det
Sangat baik
<6,44 det
7,54–8,13 det
Baik
6,44–7,31 det
8,13–8,43 det
Cukup
7,31–7,75 det
8,43– 9,32 det
Kurang
7,75 9,06 det
> 9,32 det
Sangat kurang
>9,06 det

  1. TesLemparanDepan(Shocken)
Norma pengukuran Tes Shocken Depan
Putri
Status
Putra
> 11,19 m
Sangatbaik
> 14,41 m
11, 199,44 m
Baik
1 1,91 14,41 m
9,44 8,56 m
Cukup
11,91 10,66 m
8,56 5,93 m
Kurang
10,66 6,91 m
< 5,93 m
Sangatkurang
< 6,91 m

  1. TesLemparanBelakang(Shocken)
Norma pengukuran Tes Shocken Belakang
Putri
Status
Putra
> 11,49 m
Sangat baik
> 14,32 m
10, 04 9,34 m
Baik
1 1,7614,32 m
9,34 8,49 m
Cukup
11,7610,49 m
8,495,94 m
Kurang
10,495,93m
< 5,94 m
Sangat kurang
<5,93 m


  1. Tes StandingTriple Jump (KanandanKiri)
Norma pengukuran Tes standing triple jump putra
Kiri
Satuan
Kanan
>9,34m
8,18 – 9,34m
8,18 – 7,60m
7,60 – 5,87m
<5,87m
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
>9,40m
8,23 – 9,40m
8,23 – 7,65m
7,65 – 5,90m
<5,90m

Norma pengukuran Tes standing triple jump putri
Kiri
Satuan
Kanan
>8,05m
8,05 – 7,16m
7,16 – 6,71m
6,71 – 5,37m
<5,37m
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
>8,09m
8,09 – 7,18m
7,18 – 6,73m
6,73 – 5,36m
<5,36m

  1. Tes Daya Tahan (2400m)
     Norma pengukuran Tes Daya Tahan lari 2400m
Puti
Status
Putra
<9’ 10”
9’ 10” – 10’ 42”
10’42” – 11’ 31”
11’ 31” – 13’ 10”
>13’ 10”
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
<6’28”
6’28” – 8’42”
8’42” – 9’49”
9’49” – 13’10”
>13’10”

 Sumber : R. Lumintuarso, 2001. Pemandu Bakat Atletik.